Bukittinggi, http://sudutlimapuluhkota.com – Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa menstruasi. Terdapat 2 jenis klasifikasi amenorea, yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Dikatakan amenorea primer adalah pada saat belum pernah mengalami menstruasi dan berusia 16 tahun atau lebih dengan tanda seks sekunder (+) atau usia 14 tahun bila tanda sekunder (-). Sedangkan disebut dengan amenorea sekunder dimana seseorang mempunyai masa/periode atau siklus menstruasi yang normal akan tetapi kemudian tidak menstruasi selama 3 bulan atau lebih secara berurutan.
Penyebab amenorea primer antara lain terdapat gangguan pada hipotalamus, yaitu suatu daerah di dalam otak yang berinteraksi dengan kelenjar pituitari yang berfungsi mengatur siklus menstruasi; adanya penyakit pituitari yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar pituitari dalam mengatur siklus menstruasi; kromosom yang abnormal serta adanya obstruksi atau sumbatan pada vagina, seperti adanya suatu membran yang menutup jalur menstruasi.
Sedangkan amenorea sekunder disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, penggunaan obat kontrasepsi baik oral ataupun suntik seperti pil-pil untuk membatasi/mengatur kelahiran atau Depo-Provera; stress akibat penggunaan beberapa tipe obat; berat badan yang sangat rendah akibat adanya gangguan pada thyroid; olahraga berat yang dilakukan secara teratur seperti lari jarak jauh, khususnya jika lemak tubuh rendah; serta adanya gangguan pada indung telur (ovarium) seperti akibat kemoterapi atau munculnya kista ovarium.
WHO (World Health Organisation) menyatakan bahwa pada tahun 2010 data menunjukkan bahwa sekitar (19%) perempuan yang usianya 18-55 tahun mengalami keluahan keluhan seputar menstruasi (Rehana dkk, 2015). Data yang tercatat Indonesia pada tahun 2010 kebanyakan (68 %) berumur anatara 10-59 tahun memberitahukan menstruasi yang dialami teratur dan sekitar (13,7%) mereka memiliki gangguan siklus menstruasi yang didapat tidak teratur pada dalam rentang satu tahun terakhir. Pada permasalahan menstruasi yang tidak teratur sudah mulai banyak terjadi pada wanita yang berusia usia 45-49 tahun (17,4%) dan 50-54 tahun (17,1%) kemungkinan besar ada hubungannya dengan umur menopause pada wanita. Pada permasalah menstruasi yang kurang teratur pada wanita yang berumur 17-29 tahun dan wanita umur 30-34 tahun cukup sebesar yaitu 16,4 %. Adapun alasan yang dikatakan para wanita yang berusia 10- 59 tahun yang mempunyai siklus tidak teratur karna pikiran stres sebesar 5,1 % (Rikesdas, 2010).
Sebagai upaya pencegahan diri terhadap amenorea, hal yang dapat kita lakukan antara lain berkonsultasi dengan dokter yang kompeten jika kita mengalami kejadian tidak menstruasi selama 3 kali atau lebih secara berturut-turut. Jika kemungkinannya adalah karena kehamilan, lakukan test kehamilan yang dapat dilakukan di rumah atau ke tempat pelayanan kesehatan. Apabila masa atau siklus menstruasi tidak selalu sama tiap bulannya, catatlah kapan mulainya dan berapa lama berlangsungnya kemudian berikan informasi-informasi tersebut kepada dokter. Selain itu, pertahankan dan pelihara berat badan yang sehat sesuai dengan body mass index (indek masa tubuh) dengan diet dan olahraga teratur. Amenorea dapat diobati dengan beberapa cara, tergantung pada apa yang menyebabkan amenorea tersebut terjadi. Mengubah pola diet dan program olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh masing-masing menjadi hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengobati amenorea. Selain itu, konsultasi kepada dokter ahli terkait kondisi yang dirasakan tentu akan sangat membantu dalam proses pengobatan amenorea.
Identitas Penulis :
Oleh : Adinda Vira Afrizal dan Hanifa Zakiyah
Jurusan : Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan
Kampus : Universitas Fort De Kock Bukittinggi