Padang, http://sudutlimapuluhkota.com – Sekolah Kebangsaan Tular Nalar – MAFINDO, hadir kembali di Sumatera Barat, tepatnya di kota Padang, pada Minggu (03/11/2024). Kali ini diadakan di Pondok Pesantren Al-Falah, Air Pacah dan diikuti oleh ratusan santri dan santriwati.
Sekolah Kebangsaan Tular Nalar lahir dari inisiatif untuk meningkatkan literasi digital dan pemahaman politik bagi generasi muda terutama pemilih pemula. Adapun materi yang akan diajarkan seputar cara mengenali berita hoaks, pemanfaatan media sosial secara bijak, serta memahami isu-isu terkait kepemiluan.
Sebagai bagian kegiatan MAFINDO, Tular Nalar merupakan program literasi digital didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi serta menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.
“Tular Nalar sendiri, telah hadir sejak tahun 2020 untuk melatih kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi derasnya arus pemikiran dan informasi di era digital yang sangat menantang. Tular Nalar saat ini sudah menjangkau 510 ribu masyarakat dari berbagai ragam golongan dan kelompok rentan,” ujar Santi Indra Astuti, Program Manajer MAFINDO.
Baca Juga : MAFINDO Hadirkan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar di PSBR Harapan Padang Panjang
Kegiatan pelatihan literasi digital ini disambut baik oleh pihak Pondok Pesantren Al- Falah.
“Saya mengapresiasi kegiatan serupa ini di Ponpes Al-Falah. Semoga Allah memberi kemudahan atas niat baik kita semua. Kegiatan ini penting untuk membangun kesadaran dalam menggunakan internet di era digitalisasi agar terhindar dari hoaks,” ucap Ustad Dedi Markudus, pembina asrama di Ponpes Al-Falah saat memberikan kata sambutan.
Peserta dibagi ke dalam sepuluh kelompok dan masing-masing kelompok dipandu oleh fasilitator dari MAFINDO Padang. Adapun fasilitator yang terlibat antara lain Silmi Novita Nurman, Feni Mardian, Lia Pusvitasari, Rahmadeni, Dewi Yanti, Siska Novriyanti, Yalia Shalbina, Fatma Yuka Desri, Oksa Putra Nurman, Rahmat Irfan Denas, dan Imam Sabrani Yurizal.
Selama kurang lebih 3 jam, fasilitator mengajak para santri dan santriwati untuk mengidentifikasi informasi hoaks di media digital. Mereka juga menjelaskan kepada peserta mengapa penting untuk menggunakan hak suara pada pemilihan elektoral. Kegiatan berlangsung dengan interaktif. Di sela-sela pemberian materi, juga disisipi games, sehingga peserta antusias mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai.
“Sebagai pemilih pemula, kami berharap anak bisa kritis dalam menentukan pilihannya. Kelas hari ini tidak hanya menambah pemahaman generasi Z terkait penggunaan handphone dengan baik, tapi juga untuk memberi kesadaran bahwa satu suara mereka di pemilu atau pilkada menentukan nasib bangsa ini ke depannya,” ujar Fenny Mardian selaku Koordinator Wilayah MAFINDO Padang. (TIM)