Payakumbuh, http://sudutlimapuluhkota.com – Kecamatan Payakumbuh Timur menjadi kecamatan terakhir yang menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan di Kota Payakumbuh. Forum ini bertujuan untuk menyusun skala prioritas pembangunan tahun 2026 dengan menampung aspirasi masyarakat dari tingkat kelurahan.
Musrenbang tingkat kelurahan di Payakumbuh Timur telah dilaksanakan di sembilan kelurahan sejak 14 hingga 22 Januari 2025. Proses ini melibatkan fasilitator kelurahan (faskel) yang berperan dalam menjaring kebutuhan masyarakat dari tingkat RT dan RW.
Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh, yang diwakili Asisten II Wal Asri, menekankan pentingnya musrenbang sebagai forum partisipatif dalam menentukan arah pembangunan kota.
“Musrenbang ini adalah momentum penting bagi kita untuk menyusun program pembangunan secara partisipatif. Aspirasi masyarakat menjadi dasar utama dalam menentukan prioritas pembangunan,” ujar Wal Asri saat membuka kegiatan di Aula SKB, pada Senin (10/02/2025).
Ia menambahkan bahwa musrenbang kecamatan memastikan usulan yang diajukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mendesak.
“Kita harus memilah program dan kegiatan mana yang lebih penting dan mendesak untuk dilaksanakan dari sekian banyak usulan yang ada,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, Pemko Payakumbuh juga menyoroti pertumbuhan ekonomi kota yang mencapai 4,70 persen pada 2023, melampaui target dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD). Capaian ini didukung oleh iklim usaha yang kondusif, terutama sektor UMKM.
“Capaian ini menunjukkan bahwa perekonomian Payakumbuh bergerak ke arah yang lebih baik. Kita harus terus memperkuat sektor-sektor strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” jelas Wal Asri.
Di sisi lain, tantangan lingkungan turut menjadi perhatian, terutama terkait darurat sampah pasca-bencana longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional pada Desember 2023. Penutupan TPA mendorong Pemko untuk menggalakkan program pemilahan sampah sejak dari rumah.
“Kami menginstruksikan agar masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos serta menyalurkan sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomi ke pemulung atau lapak barang bekas,” ungkapnya.
Selain isu infrastruktur dan lingkungan, Musrenbang tahun ini juga menyoroti permasalahan stunting. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh per November 2024, jumlah kasus stunting di Payakumbuh Timur mencapai 72 kasus yang tersebar di sembilan kelurahan.
Kelurahan Sicincin mencatat angka tertinggi dengan 19 kasus, disusul Padang Tangah Payobadar, Padang Tiakar, dan Padang Alai Bodi masing-masing dengan 12 kasus. Sementara itu, Koto Baru menjadi kelurahan dengan jumlah kasus terendah, yakni satu kasus.
Camat Payakumbuh Timur, Hepi, menegaskan bahwa penanganan stunting menjadi salah satu prioritas utama dalam perencanaan pembangunan tahun 2026.
“Kita akan terus memperkuat intervensi gizi bagi anak-anak dan ibu hamil serta meningkatkan peran kader kesehatan dalam mendampingi keluarga yang berisiko stunting,” ujarnya.
Meski berbagai isu strategis dibahas, usulan prioritas dalam Musrenbang tahun ini masih didominasi oleh pembangunan fisik dan infrastruktur.
“Sebagian besar usulan masyarakat tetap mengarah pada perbaikan jalan, drainase, serta fasilitas umum lainnya. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan dasar infrastruktur masih menjadi perhatian utama warga,” kata Hepi.
Ia berharap program yang diusulkan dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, baik dalam peningkatan kesejahteraan maupun pemerataan pembangunan.
“Semoga dengan perencanaan yang matang, kita bisa mencapai pembangunan yang lebih merata dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Payakumbuh Timur,” pungkasnya. (ABD/MediaCenter)