Siapakah Generasi Alpha itu?
Generasi Alpha atau Gen A ialah mereka yang lahir antara 2010 hingga 2020. Dengan kata lain, generasi Alpha merupakan generasi yang lahir setelah generasi Z. Jika Generasi Z lahir bersamaan dengan awal mula perkembangan teknologi dan internet, maka sebaliknya Generasi Alpha merupakan generasi yang tumbuh sepenuhnya dalam era digital yang telah berkembang sejak mereka lahir. Sehingga, tidak heran jika generasi Alpha sudah menguasai teknologi sejak dini karena mereka memang telah hidup berdampingan dengan teknologi sejak lahir, bahkan para bayi sudah memiliki akun media sosial baik dari kalangan selebriti maupun khalayak umum. Namun demikian, Generasi Z dan Generasi Alpha sama-sama memiliki peluang yang besar di bidang teknologi dan digital.
Mengutip dari penelitian Mc Crindler bahwa Generasi Alpha memiliki karakteristik antara lain: tidak lepas dari gadget, minim sosialisasi sehingga cenderung individualisme, serta kurang daya kreativitas. Dalam hal ini, pendidikan karakter pada Generasi Alpha tidak lepas dari peran orang tua khususnya dan keluarga yang terdiri dari Generasi Y dan Generasi Z. Perbedaan generasi antara orang tua (Generasi Y/Z) dan anak (Generasi A) terkadang menimbulkan permasalahan, setidaknya terlintas pertanyaan di dalam pikiran orang tua misalnya, “Anak zaman sekarang kok berbeda ya dari anak zaman dahulu?”. Pola pengasuhan orang tua zaman dulu pun tampaknya tidak relevan lagi untuk diterapkan pada pengasuhan anak zaman sekarang karena perbedaan generasi tersebut sehingga berbeda juga gaya bicara, gaya berpikir, kepribadian, serta tingkah laku.
Banyak juga dijumpai saat ini fenomena orang tua yang kaget dengan kemampuan anak dalam menggunakan gadget. Sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka, orang tua dituntut untuk berevolusi dan mengikuti perkembangan zaman. Karena bagaimana pun, peran orang tua adalah hal yang sangat krusial dalam tumbuh kembang anak.
Lantas, siapakah itu Generasi Rabbani?
Generasi Rabbani merupakan generasi yang menghiasi kehidupannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah, mencintai dan senantiasa dalam kebaikan, serta berorientasi pada perilaku mulia dan terpuji. Generasi Rabbani sejatinya ialah generasi yang mempunyai sifat seperti apa yang Allah harapkan, amar ma’ruf nahi munkar yakni mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Pada akhirnya, generasi Rabbani adalah generasi yang dirindukan dan menjadi tumpuan bagi umat Islam untuk selalu tegaknya kalimatullah di muka bumi.
Fenomena sekarang ini kita lihat bahwa banyak lahir dan berkembang generasi yang lebih ‘mencintai gadget’ dibandingkan Al-Qur’an. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk scroll media sosial daripada membaca Al-Qur’an. Mendahului kesenangan dunia dan melalaikan akhirat. Benarlah adanya ungkapan bahwa perkembangan teknologi bak pedang bermata dua. Satu sisi, perkembangan teknologi membantu manusia khususnya generasi muda untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbasis digital yang mana seluruh informasi dapat diperoleh dan disebarkan secara instan dan mudah. Namun, di sisi lain perkembangan teknologi dapat melalaikan kita dari makna hidup di dunia sebenarnya yaitu mempersiapkan bekal menuju kehidupan akhirat. Lalu, kenapa tulisan ini memberikan penekanan pada generasi Alpha? Karena sebagaimana yang kita pahami di atas bahwa generasi Alpha merupakan generasi yang sangat dekat dengan arus perkembangan teknologi yang sangat pesat ini. Lengah sedikit, arus nan kencang tersebut dapat membawa generasi Alpha pada langkah yang salah.
Jika dilihat dari tahun kelahiran, maka generasi Alpha pada saat ini diperkirakan sedang berada pada fase anak-anak hingga remaja. Merujuk pada psikologi perkembangan, usia anak-anak dan remaja sangat membutuhkan bimbingan dari orang tua. Mengapa demikian? Karena pada fase itu, individu sedang ‘meraba-raba’ dan mencari jati dirinya.
Untuk itu, seyogianya orang tua dapat membimbing anak-anaknya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh suri tauladan kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang tentunya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Sehingga, terciptalah generasi Rabbani yang meneruskan perjuangan tegaknya agama Allah di muka bumi. Selain itu, hendaknya pada diri generasi Alpha juga terdapat karakter generasi Rabbani yang dapat selektif dalam menyaring informasi dan berita di era yang semakin “acakadut” ini. (*)
Identitas Penulis :
Nama : Fatihah Raffles
Jurusan : Psikologi
Fakultas : Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Kampus : UIN Imam Bonjol Padang