Oleh: Hengky Dt. Tan Malaka | 5 Mei 2025
Nasional, http://sudutlimapuluhkota.com – Tan Malaka adalah salah satu pemikir utama kemerdekaan Indonesia yang gagasannya kerap terlupakan. Ia bukan hanya seorang pejuang kemerdekaan, tetapi juga konseptor republik yang jauh mendahului zamannya. Dalam buku Menuju Republik Indonesia (1925), ia menekankan pentingnya kemerdekaan sejati: bukan sekadar lepas dari penjajahan, tetapi juga terbebas dari kebodohan, ketimpangan, dan eksploitasi.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional ini, gagasan Tan Malaka tentang pendidikan terasa semakin relevan. Ia menolak pendidikan sebagai barang dagangan. Sekolah Rakyat yang ia dirikan pada 1920 menjadi bukti komitmennya pada pendidikan gratis, merdeka, dan berpihak kepada rakyat kecil. Pendidikan, bagi Tan Malaka, adalah alat kesadaran dan emansipasi, bukan sekadar pengajaran formal atau dogmatis.
Namun, realitas saat ini menunjukkan hal sebaliknya. Sistem pendidikan Indonesia masih mahal, kompetitif, dan kerap menjauh dari nilai-nilai sosial. Pertanyaannya: apakah cita-cita republik yang digagas Tan Malaka sudah benar-benar terwujud, ataukah bangsa ini masih terjebak dalam warisan setengah hati dari republik yang belum selesai?
Tan Malaka mengajarkan bahwa perubahan sejati lahir dari rakyat yang sadar, terdidik, dan berani berpikir bebas, bukan semata-mata dari kekuasaan. Ia sendiri rela hidup dalam pengasingan, bahkan mati di tangan bangsanya sendiri demi mempertahankan keyakinannya.
Menghidupkan kembali gagasan Tan Malaka berarti membangun pendidikan yang membebaskan, politik yang berpihak pada rakyat, dan ekonomi yang tidak hanya melayani elite. Ini bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi sebuah ajakan untuk menata ulang masa depan Indonesia.
Sudah saatnya bangsa ini kembali pada ruh republik sejati yang pernah ia tanamkan sebuah republik untuk semua, bukan hanya untuk segelintir. (TIM)