Bandung, http://sudutlimapuluhkota.com – Cut Emma Mutia Ratna Dewi, S.H., M.H., Ketua Umum MN FORHATI, membahas masalah kesejahteraan umum dari perspektif ekonomi rumah tangga. Perspektif ekonomi rumah tangga dalam menjawab masalah kesejahteraan umum adalah sudut pandang yang sangat penting. Ekonomi rumah tangga yang sehat dan stabil merupakan landasan bagi kesejahteraan umum.
Ekonomi rumah tangga, ilmu domestik atau ilmu rumah adalah sebuah bidang studi yang mempelajari hubungan antara individu, keluarga, komunitas, dan lingkungan tempat mereka tinggal.
Tingkat perceraian yang tinggi, pendidikan yang tidak maksimal, dan masalah kesehatan psikologis seringkali dapat dikaitkan dengan masalah ekonomi rumah tangga. Ketika keluarga mengalami tekanan ekonomi yang berat, hubungan dalam rumah tangga dapat terganggu. Perceraian adalah masalah sosial yang memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan anak-anak.
BACA JUGA : Islam dan Fenomena Degradasi Moral, Intelektual, Spiritual: Pemuda Muslim Indonesia
Konflik ekonomi dalam rumah tangga, seperti masalah utang atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, seringkali menjadi penyebab perceraian. Pendapatan menjadi elemen yang mengambil peran penting di dalam rumah tangga. Dengan adanya pendapatan, kegiatan ekonomi rumah tangga dapat berjalan dengan baik, layak, dan semestinya.
Selain itu, pendidikan yang tidak maksimal seringkali terkait dengan masalah ekonomi. Keluarga yang menghadapi keterbatasan finansial mungkin kesulitan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka. Hal ini dapat berdampak pada peluang masa depan anak-anak dan tingkat kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Dalam menjawab masalah ini, pendidikan dan literasi keuangan bagi masyarakat merupakan aspek penting perlu diperhatikan. Selain itu, pemerintah dan organisasi masyarakat dapat memberikan program-program pendidikan keuangan yang dapat diakses oleh masyarakat.
Adapun ciri-ciri rumah tangga Islami itu sebagai berikut;
1. Dilandasi pernikahan yang sesuai Syariah,
2. Tolong menolong dalam beribadah,
3. Memenuhi kewajiban dan tanggung jawab,
4. Tercukupi semua kebutuhannya,
5. Memiliki hubungan yang mesra, dan
Menghindari maksiat
Agar setiap rumah tangga muslim dapat mewujudkan ciri-ciri tersebut, maka tujuan dari pernikahan dalam Islam harus diupayakan untuk dicapai, yaitu memiliki kecenderungan rasa kasih sayang di antara suami istri dan anggota keluarga lainnya, sehingga tercipta rumah tangga yang tenteram.
Dalam mengatasi tingkat perceraian yang tinggi, upaya pencegahan perlu ditingkatkan. Hal ini termasuk program konseling pernikahan, mediasi, dan memaksimalkan UMKM yang ada untuk mengatasi konflik rumah tangga. Masalah pendidikan yang tidak maksimal dapat diatasi dengan berbagai program beasiswa dan bantuan pendidikan.
Dalam konteks kesehatan psikologis, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental dan memberikan layanan dukungan yang mudah diakses. Dukungan sosial dan medis yang tepat dapat membantu individu dan keluarga mengatasi stres dan masalah psikologis yang terkait dengan tekanan ekonomi.
Perspektif ekonomi rumah tangga adalah elemen penting dalam menjawab masalah kesejahteraan umum, terutama dalam konteks tingkat perceraian, pendidikan yang tidak maksimal, dan masalah kesehatan psikologis. Pemahaman dan pemecahan masalah yang relevan dalam aspek ekonomi keluarga adalah kunci dalam meningkatkan kesejahteraan dan stabilitas rumah tangga. (*)
Identitas Penulis:
Kontributor : Bayu Jonida Aprial (Putra Asli Luak Limo Puluah)
Kader : HMI Cabang Kabupaten Bandung
(Peserta Advance Training LK3 HMI Badko Jawa Barat)
Comments 1