Jakarta, http://sudutlimapuluhkota.com – Koalisi Cek Fakta menggelar pemeriksaan fakta secara langsung pada momen Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Serentak, pada Rabu (27/11/2024).
Kerja kolaborasi guna mengawal pelaksanaan pilkada– terbesar dalam sejarah Indonesia– ini melibatkan setidaknya 40 media dan komunitas pemeriksa fakta yang tersebar di berbagai wilayah.
Kegiatan pemeriksaan fakta atas dugaan informasi bohong atau hoaks ini dilakukan secara daring sejak pukul 05:00 WIB – 20:00 WIB. Semua proses kerja memanfaatkan satu lembar kerja bersama yang bisa diakses berbarengan.
Tim koalisi ini terdiri dari setidaknya empat editor, belasan anggota tim monitoring dan pemantauan, 20-an pemeriksa fakta, serta 40 media dan komunitas yang akan membantu diseminasi konten hasil periksa fakta.
Koalisi Cek Fakta terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), bersama 104 media. Kegiatan pemeriksaan fakta ini sebelumnya juga sudah pernah dilakukan semasa Pemilihan Presiden dan kegiatan debat Pemilihan Presiden pada Februari 2024 yang lalu.
Sekretaris Jenderal AJI Indonesia, Bayu Wardhana mengatakan, kegiatan ini menjadi penting agar masyarakat dapat melakukan pertimbangan secara baik saat hendak menggunakan hak pilihnya.
“Dari beberapa monitoring, hoaks seputar Pilkada ini masih tinggi. Masyarakat mendapat informasi yang salah sehingga besar kemungkinan memilih dengan pertimbangan yang salah,” ujar Bayu.
Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu cara untuk melawan hoaks yang berkaitan dengan Pilkada 2024 sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan dapat diakses di portal CekFakta.com, SudutLimaPuluhKota.com, hingga media anggota lainnya.
Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika menambahkan bahwa kegiatan Live Fact-Checking yang sudah berlangsung sejak Pemilu 2019. Menurutnya, bertambahnya jumlah media dan pemeriksa fakta dari tahun ke tahun memperlihatkan pentingnya peran cek fakta sebagai upaya media melayani pembacanya.
“Dalam beberapa aspek, Pilkada bahkan lebih penting ketimbang pemilu dan pilpres, karena membuka kesempatan warga memilih calon favoritnya sebagai kepala daerah dan menghukum petahana yang dinilai tak optimal bekerja. Karena itu peran cek fakta selama hari pencoblosan ini juga luar biasa penting agar suara rakyat benar-benar murni dari hati nuraninya dan tidak dicemari hoaks maupun upaya disinformasi apapun,” tambah Wahyu.
Menurut catatan MAFINDO, terdapat 670 kasus hoaks terkait pemilu sepanjang Januari-Juni 2024. Hoaks beredar melalui platform seperti TikTok (26,7%), YouTube (25,4%), Facebook (23,7%), Twitter (12,8%), WhatsApp (5,2%).
Ketua Presidium MAFINDO, Septiaji mengungkapkan, Pilkada 2024 sebagai puncak konsentrasi informasi pada tahun pemilu. Potensi misinformasi semasa pencoblosan hingga penghitungan suara dapat mengganggu proses demokrasi.
“Karenanya MAFINDO mengerahkan Satgas Pemilu, relawan dan tim periksa fakta untuk bergabung dengan koalisi Cek Fakta untuk bersama menjaga integritas informasi selama Pilkada berlangsung. Integritas informasi sangat penting untuk membuat Pilkada berjalan lancar dan damai,” ujar Septiaji.
Kegiatan pemeriksaan fakta yang mendapatkan dukungan dari Google News Initiative ini merupakan bagian dari upaya koalisi memeriksa temuan serta memperlambat peredaran informasi yang mengandung kebohongan selama hari pemungutan suara kepala daerah. Tujuannya agar publik mendapat informasi sesuai dengan fakta yang akurat. (TIM)