Limapuluh Kota, http://sudutlimapuluhkota.com – Tokoh pengusaha muda sukses asal Kabupaten Lima puluh Kota, Yogi Nofrizal mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk segera merealisasikan wacana pembangunan perguruan tinggi di tanah kelahirannya.
Yogi Nofrizal meyakini, pendirian kampus di Luhak Nan Bungsu, adalah strategi yang paling tepat dan efektif untuk menjadikan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai pusat perekonomian baru di wilayah Utara Sumatera Barat.
“Sebab pendirian kampus di Lima Puluh Kota itu, bukan hanya soal kebutuhan akan pemerataan infrastruktur pendidikan. Tapi juga soal menggerakkan ekonomi masyarakat dan daerah,” ujarnya.
Disisi kebutuhan, kata Yogi, pendirian Universitas di Lima Puluh Kota sudah seharusnya segera diwujudkan. Sebab kenyataan saat ini, 8 dari 10 lulusan SMA di Luhak Nan Bungsu, terpaksa harus melanjutkan pendidikan di luar kampung halaman.
“Sementara biaya kuliah saat ini tidak lagi murah. Lalu jika di Lima Puluh Kota masih dibiarkan tidak ada kampus, masih sanggupkah setiap orang tua di Lima Puluh Kota membiayai anak mereka kuliah di Kota Padang, Bukittinggi, Pekanbaru dan sebagainya?,” ucap politisi Golkar ini.
Yogi Nofrizal meyakini, mendirikan suatu kampus tidak ubahnya dengan mendirikan suatu pusat perekonomian baru. Dampak ekonomi ini telah nyata dirasakan masyarakat di berbagai daerah.
Seperti dampak ekonomi pendirian UIN di kawasan Garegeh Kota Bukittinggi, keberadaan UNP di Air Tawar, hingga hidupnya berbagai sektor ekonomi dan UMKM masyarakat di daerah Limau Manis Kota Padang dengan adanya kampus UNAND.
“Artinya, mendirikan Universitas di Kabupaten Lima Puluh Kota bukan hanya soal meratakan infrastruktur pendidikan saja . Namun juga soal menggerakkan potensi ekonomi masyarakat dan daerah,” tegasnya.
Yogi menambahkan, selama ini Kabupaten Lima Puluh Kota telah menjadi salah satu daerah pemasok utama aneka komoditas hortikultura dan peternakan ke daerah maupun Provinsi tetangga.
Besarnya potensi ekonomi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan maupun peternakan Lima Puluh Kota ini, hanya perlu digiring dan didorong ke arah hilirisasi industri pengolahan produk.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan hanyalah semata-mata agar masyarakat petani dan peternak di Kabupaten Lima Puluh Kota benar-benar merasakan kesejahteraan.
“Namun bagaimana caranya mendorong hilirisasi pengolahan produk sektor ekonomi potensial jika di Lima Puluh Kota tidak ada kampus?. Bukankah hilirisasi itu juga membutuhkan adanya SDM lokal yang unggul dan cerdas? ” tanyanya menekankan betapa pentingnya pendirian kampus di Luhak Nan Bungsu.
Ia meyakini, dengan merangsang tumbuhnya kampus-kampus swasta maupun negeri di Lima Puluh Kota, upaya hilirisasi produk pertanian dan peternakan di daerah itu akan semakin mudah dilakukan.
“Jika itu semua benar-benar dilakukan dengan serius, saya yakin bahwa Kabupaten Lima Puluh Kota bisa menjadi pusat perekonomian baru di wilayah utara Sumbar maupun pulau Sumatera sekalipun,” pungkasnya. (TIM).