Padang, http://sudutlimapuluhkota.com – Erupsi Gunung Marapi masih berlangsung hingga saat ini. Dalam catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kota Bukittinggi, jumlah gempa dengan frekuensi rendah dan vulkanik dalam (VA) cenderung meningkat.
Aktivitas Erupsi Marapi yang cendrung meningkat dan belum ada tanda-tanda akan reda ini, berdampak pada lalu lintas penerbangan. Akibatnya Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah 3 kali ditutup, karena membahayakan keselamatan penerbangan.
“BIM sudah 3 kali ditutup. Lanud juga mengacu pada ketentuan di BIM, jika BIM ditutup maka Bandara Tabing juga ditutup,” kata Bambang, mewakili Danlanud Sutan Sjahrir Padang saat Diskusi Kesiapsiagaan Sumbar Menghadapi Bencana Erupsi Gunung Marapi yang digelar Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sumatera Barat, pada Selasa (23/01/2024) di Markas PMI Sumbar, Kota Padang.
Diskusi tersebut dipimpin oleh Ketua FPRB Sumbar, Hidayatul Irwan dan dihadiri Danrem 032/Wbr, Brigjen TNI Rayen Obersyl, Kepala PMI Sumbar Aristo Munandar, Kalaksa BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, Buya Masoed Abidin, pimpinan OPD terkait di antaranya Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Ahli Gelogi Ade Adward, akademisi Unand dan UBH, Danlantamal, Danlanud, PVMBG Bukittinggi, BMKG BIM dan peserta lainnya.
Bambang juga menjelaskan, jika selama BIM ditutup dan adanya pesawat bantuan kemanusiaan yang akan mendarat, maka pihaknya tidak bisa memberikan izin landing. Sebab Bandara Tabing hanya bisa didarati pesawat dengan baling-baling. Kecuali untuk evakuasi kritis maka pesawat yang datang harus mendapat izin dari pusat dulu.
“Jadi pesawat bantuan untuk Sumbar harus mendarat ke bandara terdekat, seperti Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru,” jelasnya.
Selanjutnya, Yudha dari BMKG BIM menyebut, secara umum kondisi cuaca hingga 10 hari ke depan bahkan sampai pertengahan bulan Februari 2024, arah angin bertiup dari Marapi ke Kota Padang. Jika perkiraannya demikian, maka BIM berpotensi akan sering ditutup untuk penerbangan.
“Kita melakukan pemeriksaan terhadap butiran debu yang sampai di bandara. Meski berupa butiran halus tetapi hal tersebut sangat berbahaya bagi lalu lintas penerbangan,” ucapnya. (ABD)