Limapuluh Kota, http://sudutlimapuluhkota.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lima Puluh Kota mengambil langkah strategis untuk meningkatkan perekonomian petani gambir, komoditas ekspor unggulan daerah. Bupati Safni Sikumbang menggandeng Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen Perbendaharaan) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam upaya ini.
Dalam diskusi yang berlangsung pada Rabu (16/04/2025) di Lima Puluh Kota, Bupati Safni Sikumbang mengungkapkan bahwa sekitar 90% produksi gambir nasional berasal dari wilayahnya. Namun, petani belum merasakan dampak ekonomi yang signifikan dari potensi tersebut. Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Sumatera Barat, Syukriah, sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, dan wali nagari penghasil gambir.
“Gambir adalah komoditas pertanian penting di Provinsi Sumatera Barat yang perlu kita kembangkan industrinya dengan menjaga kualitas. Apalagi, 90 persen kebutuhan gambir dunia ada di Sumbar,” tegas Bupati Safni Sikumbang.
Kerja sama ini diharapkan dapat mengubah pola pertanian gambir secara menyeluruh, mulai dari tahap pra-tanam hingga hilirisasi produk. Bupati Safni Sikumbang menyoroti kendala utama yang dihadapi petani, yaitu masalah hilirisasi dan praktik tengkulak yang merugikan.
“Kendala terbesar petani adalah hilirisasi produk. Mereka khawatir hasil panen tidak terserap pasar akibat ulah tengkulak yang seenaknya menentukan harga, sehingga menciptakan ketidakpastian ekonomi,” jelasnya.
Bupati Safni Sikumbang berharap program Desa Devisa yang diinisiasi Kemenkeu dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dapat terealisasi. Program ini bertujuan mendorong produktivitas ekspor dan meningkatkan nilai tambah bagi petani gambir.
“Pertemuan ini adalah langkah awal untuk mensejahterakan petani dan memotivasi seluruh pihak terkait untuk bersinergi meningkatkan produktivitas serta nilai jual gambir Lima Puluh Kota di pasar global. Dengan demikian, diharapkan kontribusi terhadap pengembangan ekspor dan devisa negara akan meningkat,” pungkas Bupati Safni Sikumbang.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumbar, Syukriah, menyatakan bahwa Lima Puluh Kota memiliki potensi besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui komoditas gambir.
“Kami mendorong Pemkab Lima Puluh Kota untuk bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dan LPEI dalam mewujudkan Desa Devisa. Program ini akan mengarahkan petani gambir untuk memperluas akses ekonomi dan sosial mereka,” ujar Syukriah.
Lebih lanjut, Syukriah menjelaskan bahwa LPEI akan memberikan pendampingan, modernisasi pertanian gambir, sertifikasi, hingga bantuan pemasaran.
“Jika Desa Devisa terwujud, PAD Kabupaten Lima Puluh Kota akan bertambah, dan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.
Wali Nagari Manggilang, Noviardi, menyambut baik inisiatif ini. Selama ini, harga gambir tidak stabil dan dikendalikan oleh tengkulak.
“Kami tidak memiliki kekuatan untuk menentukan harga, sehingga petani tidak memiliki kepastian ekonomi. Kami berharap pemerintah pusat dan kabupaten hadir untuk memastikan hilirisasi produk dan menciptakan stabilitas harga,” harap Noviardi.
Ia meyakini komitmen bersama ini akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat. (ABD/Kominfo)