LimaPuluh Kota, http://sudutlimapuluhkota.com – Sumtera Barat, adalah 1 dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia saat ini, terdiri dari 19 Kabupaten/Kota, Provinsi Sumatera Barat juga terkenal dengan masakannya yang khas, serta Tatanan Adat, Budaya dan Tradisi yang melekat pada masyarakatnya.
Selain itu, Provinsi yang mayoritas dihuni oleh Suku Minang ini, juga terkenal dengan keindahan alamnya, begitu banyak destinasi wisata yang bisa di kunjungi di Provinsi ini, jadi tidak akan merasa rugi jika bepergian ke Provinsi yang terkenal dengan masakan Randangnya ini.
Kami Majelis Guru UPTD SMPN 4 Kec. Kapur IX, akan mencoba menikmati keindahan alam buah karya Sang Pencipta (Allah Subhanahu wa Ta’ala), menelusuri pedalaman Provinsi Sumatera Barat, yang belum banyak diketahui orang, banyak keindahan syurga alam yang tersembunyi didalamnya, kami akan menelusuri Aliran Sungai Kampar, sungai yang membentang dari Kabupaten Pasaman, mengaliri Kabupaten Limapuluh Kota (Nagari Galugua) terus bermuara ke Provinsi Riau (PLTA Koto Panjang). Pada, Senin (16/04/2022).
Semangat touring yang dimiliki Kepala Sekolah kami Bapak M Yusri, S.Pd mengajak kami para guru untuk melihat surga alam yang tersembunyi dipedalaman Sumatera Barat, membuat kami juga semakin bersemangat.
Tujuan kami adalah Nagari Muaro Sei Lolo, Kec. Mapat Tunggul Selatan, Kab. Pasaman, Prov. Sumatera Barat, kami akan menggunakan transportasi air berupa Segol/Boat (sampan yang dibagian belakangnya ada mesin sebagai pengayuh). Kami bertolak dari dermaga Jorong Koto Tangah Nagari Galugua, Kec. Kapur IX, Kab. Limapuluh Kota, perjalanan kami dimulai jam 10.00 WIB, sampai di Nagari Muaro Sei Lolo jam 12.15 WIB, +/- 2 jam 15 menit perjalanan, terkadang kami berhenti jika menemukan tempat yang indah untuk mengabadikan momen/foto, bahkan tidak jarang kami para penumpang harus turun dari boat, karena air Sungai yang dangkal, disebabkan musim kemarau, jika dipaksakan maka boat akan kandas, bahkan kami sengaja berhenti dalam perjalanan untuk makan siang, karena kami sudah membawa perbekalan makan dari Galugua.
Sesampainya di Nagari Muaro Sei Lolo, kami langsung menuju masjid untuk melaksanakan ibadah shalat zuhur, karena waktu zuhur juga hampir masuk. Dalam perjalanan menuju Masjid, kami banyak bertemu dengan masyarakat, kami ditegur dan disapa, bahkan mereka ada yang bertanya, kami dari mana dan hendak kemana, masyarakatnya sangat ramah sekali.
Setelah melaksanakan Ibadah Shalat Zuhur, kamipun bergegas pergi, terus berjalan melihat tiap sudut Nagari, sampai ke pasarnya, melewati jembatan gantung, kami mampir ke Kantor Wali Nagari, lalu melihat sarana pendidikan/sekolah yang ada di sana, berupa SD dan SMP, kebetulan hari ini lagi libur, jadi tidak ada aktifitas kantor dan tidak ada proses belajar mengajar disekolah. Setiap kami berjalan, kami selalu berpapasan dengan masyarakat sambil memancarkan wajah penuh senyum.
Nagari Muaro Sei Lolo, adalah satu dari dua Nagari yang ada di Kec. Mapat Tunggul Selatan, Kab. Pasaman, satu lagi Nagari Silayang. Nagari Muaro Sei Lolo sendiri terdiri dari 6 Jorong, yakni Jorong Muaro, Jorong Sei Lolo, Jorong Pangian, Jorong Rotan Getah, Jorong Patamuan dan Jorong Sopan. Jorong yang kami kunjungi hari ini adalah Jorong Muaro, dan kebetulan Jorong Muaro ini adalah Ibukota Nagari Muaro Sei Lolo, makanya disini berdiri Kantor Wali Nagarinya.
Perjalanan yang mengarah ke hulu Sungai Kampar (Nagari Muaro Sei Lolo), sepanjang perjalanan begitu banyak keindahan pemandangan yang bisa di nikmati dan memanjakan mata, suhu udara yang cukup dingin, karena hutannya yang masih asri serta dinginnya air Sungai Kampar yang sangat jernih, adanya air terjun yang menghiasi tiap tebing curam pinggiran Sungai Kampar, serta kicauan burung yang indah sedang mencari makan, serta indahnya bebatuan alam dan pulau- pulau yang ada dipinggir Sungai Kampar.
Karena jernihnya air Sungai Kampar, tidak jarang kami juga melihat banyaknya populasi ikan yang ada di aliran Sungai Kampar, bahkan ikanya tergolong besar, dengan santainya mereka bermain bergerombolan. Tidak salah jika kearifan lokal seperti Lubuak Larangan yang ada di sepanjang aliran Sungai Kampar seperti di Nagari Muaro Sei Lolo dan Nagari Galugua, dapat menjaga populasi ikan tetap ada agar tidak punah. Begitu kayanya Negeri ini..!!
Selain itu, sepertinya Sungai Kampar juga bisa dijadikan sebagai sarana Arung Jeram, karena Sungai Kampar juga terkenal dengan ombaknya yang cukup besar, saat perjalanan kami ini, kebetulan debit air Sungai Kampar cukup dangkal, dikarenakan musim kemarau.
Setelah shalat ashar, jam 16.25 WIB kami bertolak dari Nagari Muaro Sei Lolo menuju Nagari Galugua, sampai di dermaga Koto Tangah jam 17.22 WIB. Alhamdulillah perjalanan kami selamat pergi dan pulang, hari ini kami cukup menikmati perjalanan yang luar biasa menyenangkan, perjalanan dipedalaman Sumatera Barat, menelusuri hutan belantara dengan menelusuri Sungai Kampar, menjauhkan diri dari hiruk pikuknya kehidupan dan kebisingan kota, serta menenangkan hati & fikiran dari rutinitas harian.
Sungguh luar biasa indah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala…
Secara kehidupan sosial masyarakat, agaknya antara Nagari Muaro Sei Lolo dan Nagari Galugua punya hubungan kekerabatan yang sangat erat, ini dibuktikan dengan banyaknya orang asli Muaro Sei Lolo yang sudah puluhan tahun bermukim/menetap di Nagari Galugua, begitu juga sebaliknya.
Kehidupan sosial seperti ini, sepertinya tidak terlepas dari peranan Aliran Sungai Kampar yang dulunya mungkin menjadi satu-satunya akses transportasi yang bisa menghubungkan dua wilayah ini.
Semoga, hubungan kekerabatan di dua wilayah yang masih dalam satu Provinsi ini akan terus melekat erat pada masyarakatnya, meskipun mungkin ada perbedaan dalam Tatanan Adat, Budaya dan Tradisi didalam masyarakatnya, namun pada hakikatnya itu bukanlah pembeda diantara kita sesama manusia. (RHN)
Mantap