Limapuluh Kota, http://sudutlimapuluhkota.com – Dari kata TERENDAM, diperhatikan secara geografis letak Nagari ini dibandingkan dengan nagari sekeliling tampak sangat rendah, dari arah mana pun kita datang jalannya menurun dan sering terendam oleh dua batang air yaitu batang Sinamar dan batang Mungo. Lama-lama kata TERENDAM berobah menjadi TAHARAM artinya RENDAH, akhirnya menjadi TARAM.
Kunjungi Website : Nagari Taram
Nenek Moyang kami ini mula-mula menginjakkan kakinya di nagari ini banyak menemukan rumpun bamboo yang batangnya kecil-kecil dan tipis-tipis bila terinjak kedengaran suara RAM, sewaktu nenek moyang kami membuat perkampungan dari bunyi RAM itu maka bamboo itu diberi nama RAM dalam perkembangannya menjadi TARAM.
Semasa nenek moyang kami menganut Agama Hindu mereka memahat sebuah patung dipinggir Bukit Bulat/Bukit Gadang. Pada hari tertentu masyarakat yang menganut Agama Hindu itu mengantarkan sesajian kepatung tersebut yang disebut ANTARAN, dan dari kata inilah lahir nama Nagari ANTARAN – TAR-AN – TARAN – TARAM. Menurut Bapak Drs. ALIS MARAJO terjadi dari bahasa TAMIL yaitu TA dan RAM, TA berarti Air dan RAM berarti Besar.
Tapi dari kesemuanya asal usul Nagari Taram ini yang dapat dibuktikan adalah TAHARAM menjadi TARAM.
Pada mulanya Jorong di Nagari Taram sebanyak 5 (lima) sesuai perkembangan terjadi pemekaran Jorong menjadi 7 (tujuh) Jorong yaitu :
– Jorong Balai Cubadak
– Jorong Tanjung Kubang
– Jorong Parak Baru
– Jorong Tanjuang Ateh
– Jorong Sipatai
– Jorong Subarang (Pemekaran Tahun 2003)
– Jorong Ganting ( Pemekaran Tahun 2003)
Sedangkan jumlah Suku yang ada di Nagari Taram ada 7 (tujuh) Suku yaitu :
– Suku Piliang Godang
– Suku Piliang Laweh
– Suku Pitopang
– Suku Bodi
– Suku Melayu
– Suku Sumabur
– Suku Sumpadang
Masing masing suku dikepalai oleh Pucuk Suku,disetiap suku ada pula Kampung yang dikepalai oleh Tuo Kampung, ada suku mempunyai 4 (empat) dan 3 (tiga) Kampung. Sehingga jumlah kampung di Nagari Taram ada 24 (Dua Puluh Empat ) dan masing-masing dikepalai oleh KA AMPEK SUKU, inilah yang menjadi NINIK MAMAK 24.
ASAL USUL SERTA BENTUK PEMERINTAHAN NAGARI TARAM
Pada tahun 1833 Pemerintahan Belanda membentuk pemerintahan terendah adalah kelarasan, di Kabupaten Lima Puluh Kota ada 13 (Tiga Belas) kelarasan bernama 13 (Tiga Belas) Laras, termasuk Taram yang satu kelarasan dengan Bukit Limbuku dan Batu Balang yang bernama kelarasan Taram. Laras ini 9 terakhir bernama DT. PADUKO SIMARAJO NAN PANJANG suku SUMPADANG.
Pada tahun 1850 seluruh laras dan pucuk suku diangkat oleh Pemerintah Belanda menjadi Pegawai Kolonial, pada Tahun 1913 kelarasan dihapus diganti dengan Demang dan di Nagari diangkat KEPALA NAGARI. Dan tahun 1979 sampai 2000 sistem Pemerintah Desa waktu itu terdiri dari 5 (Lima) Desa yaitu Desa Tanjung Kubang, Desa Balai Cubadak. Desa Parak Baru, Desa Tanjung Ateh, dan Desa Sipatai.
Pada tahun 2001 terjadi perubahan Pemerintahan Desa Ke Nagari sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 01 Tahun 2001 dan telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari. (*)