Nasional, http://sudutlimapuluhkota.com – Guru Honorer, frasa yang membuat kita merenung jika mengingat pendidikan di negeri ini. Guru honorer adalah pegawai tidak tetap yang mengajar di sekolah-sekolah, terutama sekolah milik negara. Biasanya mereka di pekerjakan secara kontrak dalam waktu jangka pendek.
Keberadaan guru honorer sejatinya sangat membantu dunia pendidikan, karena bagaimana pun bangsa kita masih sangat kekurangan guru sementara pemerintah tak punya anggaran yang cukup untuk menggaji mereka. Maka solusi paling realistis bagi pendidikan kita yang anggarannya sangat terbatas adalah dengan mempekerjakan mereka dengan sistem kontrak berjangka.
Sayangnya sistem ini seringkali menciptakan kejahatan dan penzhaliman terhadap guru honorer, di mana atasan bisa memutuskan kontrak sesuka hati ketika masa sudah berakhir dan pemberi kerja tidak perlu di bebani oleh beban jangka panjang yang melekat pada pegawai tetap. Jika sudah tidak suka ganti saja, atau ciptakan drama agar si guru honorer mengundurkan diri. Sayang sekali dunia pendidikan menciptakan sistem yang tidak terdidik karena mencontoh sistem perburuhan.
Baca Juga : Gen Z, Stop Menilai Kesuksesan dari Kekayaan
Salah satu ketidakadilan yang dirasakan para guru honorer adalah kesejahteraan, bagaimana mungkin gaji bagi seseorang yang memanusiakan manusia jauh lebih kecil di banding pembuat robot yang fungsinya belum mendekati kemampuan manusia.
Perbandingan lain yang paling relevan adalah antara guru honorer dan guru PNS yang memiliki tanggung jawab dan beban yang relatif sama atau bahkan guru honorer lebih banyak tetapi memiliki pendapatan yang jauh lebih kecil.
Kemendikbud sebagai lembaga yang menaungi guru honorer harus menciptakan kondisi Circumstances of justice di mana di perlukan penerapan prinsip-prinsip keadilan sehingga tidak menimbulkan ketimpangan ekonomi dan dapat mememenuhi kehidupan yang layak bagi guru honorer.
Kemendikbud juga harus membuat perangkat Hukum dan HAM sebagai dasar bagi guru honorer untuk terus memperjuangkan haknya sebagai tenaga kerja yang penting bagi pembangunan dan pencerdasan anak bangsa.
Para pimpinan dan staff manajemen di sekolah-sekolah harus memperlakukan mereka dengan bijaksana. Sebab, apa yang mereka berikan jauh lebih besar dari apa yang mereka terima. Meskipun bukan guru ASN mereka tetaplah pigur yang ikut melaksanakan undang-undang mencerdaskan kehidupan bangsa bahkan sekalipun mereka tidak terlalu di perhatikan bangsanya.
Para guru-guru ASN harusnya menjadi partner yang tidak hanya mengambil manfaat atas kelemahan-kelemahan mereka tetapi hadir sebagai teman yang memahami kondisi dan bertanggung jawab membimbing mereka dengan ilmu bukan dengan dongeng, cerita hayalan perjuangannya di masa lalu. Karena seringkali yang terjadi adalah pemanfaatan guru honorer dengan iming-iming belajar dan pengabdian karena si guru tersebut juga melakukan hal yang sama di masa lalu.
Lalu tentu saja setiap anak bangsa yang berkarir di dunia pendidikan punya kewajiban untuk tetap menjaga kewarasan dan akal sehat dalam menjalankan dan memajukan dunia pendidikan terutama yang di sekolah-sekolah.
Guru honorer, kerja serius gaji becanda, sering di tuduh drama oleh yang berkuasa, melawan? berujung pada pemutusan kontrak dan pemberhentian kerja. (*)
Identitas Penulis :
Nama : Aji Dalimoenthe
Kegiatan : Pengamat Pendidikan